NAMA : Ayahwa Kopi
NIM : 0904044454
KELAS : A4
MK : ANALISIS PRODUKTIVITAS
BAB I
PRODUKTIVITAS
A.PENGERTIAN PRODUKTIVITAS
Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan
produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut
Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana
baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang
optimal.Produktivitas dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu
industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi
perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran
produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input
yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh,
produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi,
produktivitas bahan mentah, dan lain-lain.
B.Siklus
produktivitas
siklus
produktivitas merupakan salah satu konsep produktivitas yang membahas upaya
peningkatan produktivitas terus-menerus. Ada empat tahap sebagai satu siklus
yang saling terhubung dan tidak terputus:
1. Pengukuran
2. Evaluasi
3. Perencanaan
4. Peningkatan
Produktivitas yang
diperhitungkan hanya produk bagus yang dihasilkan saja, jika suatu work center
banyak mengeluarkan barang cacat dapat dikatakan work center tersebut tidak
produktif. Keempat kegiatan tersebut sudah menjadi dasar industri dalam
melakukan peningkatan produktivitas. Siklus produktivitas digunakan sebagai
dasar perbaikan masalah produksi terutama pada skala industri. Beberapa
permasalahan yang menyebabkan penurunan produktivitas perusahaan adalah:
1. Tidak ada evaluasi produktivitas
2. Keterlambatan pengambilan keputusan oleh
manajemen
3. Motivasi rendah dalam pekerjaan.
4. Perusahaan tidak mampu berkompetisi dan
beradaptasi pada kemajuan teknologi dan informasi.
Upaya peningkatan
produktivitas membutuhkan beberapa indikator sebagai evaluasi. Salah satu
diantaranya adalah metode Overall Equipment Effectiveness.
Sementara identifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan pendekatan lean
production.
C. PENGERTIAN
PRODUKTIVITAS MENURUT PARA AHLI :
Pengertian produktivitas kerja memiliki banyak
sekali pengertian yang di jelaskan. Teptai titik utamanya relative sama dari
setiap ahli. Untuk dapat mengerti tentang pengertian produktivitas kerja
menurut para ahli akan di jelaskan sebagai berikut:
1. Sedarmayanti
Produktivitas merupakan “keinginan dan
upaya dari Manusia untuk dapat meningkatkan sualitas dalam kehidupannya dan
penghidupan di segala aspek bidang”.
2. George J. Washin
Produktivitas di dalamnya mengandung 2
konsep yang utama yaitu efisien dan efektivitas. Dalam efisiensi dapat mengukur
sumber daya, baik dari Manusia, keuangan, atau dapat juga dari alam yang di
butuhkan guna memenuhi tingkat dari pelayanan yang di inginkan, efektivitas
adalah mengukur dalam segi hasil mutu pelayanan yang telah di capai.
3.
Menurut
Ervianto “2004”
Dalam bukunya Teori-Aplikasi Manajemen
Proyek Konstruksi mengatakan bahwa produktivitas didefinisikan sebagai rasio
antara ouput dan input, atau rasio antara hasil produk dengan total sumber daya
yang digunakan.Selain
itu beliau juga mengungkapkan dalam jurnal yang berjudul pengukuran
Produktivitas kelompok pekerja bangunan dalam proyek konstruksi “2008”,
pengertian produktivitas tersebut biasanya dihubungkan dengan produktivitas
pekerja dan dapat dijabarkan sebagai perbandingan antara hasil kerja dan jam
kerja.
4. Menurut Kussriyanto “1984’’
Produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan
“ouput, keluaran” dan segala pengorbanan “biaya” untuk mewujudkan hasil
tersebut “input, masukan”.
5.
Menurut
Revianto “1985”
Juga mendefinisikan
bahwa produktivitas ialah suatu konsep yang menunjukan adanya kaitan antara
hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk
seorang tenaga kerja.
- Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya.
- Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
- Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.
- Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa datang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.
- Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang ada ditingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur.
- Pengukuran produktivitas perusahan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
- Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus “Continuous Productivity Improvement” dan lain-lain.
D. Tujuan Pengukuran Produktivitas
Tujuan dari pengukuran ialah akan
menentukan jenis rasio mana yang digunakan dan diantaranya banyak macam
produktivitas nilai “Value Produktivity” produktivitas nilai tambah atau value
added productivity lebih cocok digunakan untuk menggambarkan peningkatan
produktivitas dan pembagian hasilnya. Hal ini dikarenakan nilai tambah umumnya
merupakan sumber dari pembagian hasil produksi ditingkat ekonomi secara
nasional maupun tingkat perusahaan.
E. Manfaat Pengukuran Produktivitas
Menurut Vincent Gaspersz (1998) dalam
bukunya “Manajemen Produktivitas Total” mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain:
F.
Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Berikut ini
faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:
1) Pendidikan
Tingkat kecerdasan
karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan semakin
besar kemungkinan untuk mendapatkan tujuan kejenjang yang lebih baik. Oleh
karena itu, pendidikan berhubungan dengan produktivitas kerja staf dan karyawan
2) Kesehatan jasmani dan
rohani
Salah satu tugas
pimpinan perusahaan adalah menjamin kesehatan karyawan yaitu dengan cara mengatur
jam kerja, meniadakan lembur sehingga dapat menciptakan kegiatan kerja para
karyawan. Karyawan yang sehat juga pasti akan dapat meningkatkan produktivitas
kerjanya.
3) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang
baik akan berpengaruh besar dalam meningkatkan produktivitas. Lingkungan kerja
yang bersih dapat mempengaruhi karyawan untuk bekerja lebih giat.
4) Faktor Manajerial
Gaya kepemimpinan yang
efektif, memotivasi, mengarahkan, dan menggerakan bawahannya agar dapat bekerja
dengan lebih semangat dan bergairah dalam melaksanakan tugas.
5) Motivasi
Pemberian motivasi oleh
seseorang pimpinan yang baik akan membimbing dan melatih karyawannya.
Memotivasi setiap karyawan tidaklah mudah, sebab setiap karyawan mempunyai
latar belakang, pengalaman, harapan dan keinginan yang berbeda.
6) Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan
mempunyai efek yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Produktivitas kerja seorang karyawan perlu mendapat perhatian dari perusahan
karena produktivitas kerja akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Produktivitas dapat dimaksudkan sebagai penggunaan sumber-sumber ekonomi yang
digerakan secara efektif dan memerlukan keterangan organisator dan teknik
sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh
seimbang dengan masukan yang diolah.
G.
Pengukuran Produktivitas
Pengukuran atau penilaian produktivitas
perusahaan merupakan pengukuran terhadap produktivitas atau prestasi kerja
karyawan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah
seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengukuran atau
penilaian produktivitas karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui
prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan, apakah baik, sedang, atau kurang.
Penilaian prestasi
penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan. Hal ini digunakan
untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya. Dengan pengukuran
produktivitas atau prestasi kerja berarti para bawahan mendapat perhatian
atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah dalam bekerja, asalkan
proses pengukurannya atau penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak
lanjutnya. Tindak lanjut pengukuran ini memungkinkan karyawan untuk
dipromosikan, didemosikan, dikembangkan atau balas jasa (kompensasi) nya
dinaikkan. Adapun hal-hal yang dinilai atas diri karyawan
adalah hal-hal yang dapat mendorong produktivitas atau prestasi kerja setiap
karyawan seperti kesetiaan atau loyalitas pegawai, kejujuran, kepemimpinan,
kerja sama, dedikasi dan partisipasi karyawan didalam perusahaan.
BAB II
SIKLUS PRODUKTIVITAS
A
.EMPAT TAHAP SIKLUS PRODUKTIVITAS
.Menurut
Sumanth (1985) memperkenalkan suatu konsep yang disebut sebagai siklus
produktifitas untuk dipergunakan dalam peningkatan
produktifitas
secara terus menerus.
Siklus produktifitas dibagi menjadi empat tahap,
yaitu :
1.
Pengukuran produktifitas
Proses pengukuran produktifitas dengan menggunakan
alat ukur produktifitas berdasarkan kriteria ataupun indikator pengukuran.
2.
Evaluasi produktifitas
Proses evaluasi terhadap hasil pengukuran kinerja
yang telah dicapai berdasarkan kriteria maupun indikator pengukuran, dalam
upaya mengetahui produktifitas kinerja yang telah dilaksanakan.
3.
Perencanaan produktifitas
Proses perencanaan terhadap produktifitas berupa
penetapan target kinerja dan perencanaan terhadap perbaikan kinerja yang telah
dilaksanakan.
4.
Peningkatan produktifitas
Proses peningkatan produktifitas kinerja perusahaan
dalam upaya pemenuhan target produktifitas yang telah ditetapkan, dengan cara
melakukan perbaikan-perbaikan kinerja yang masih dinilai kurang.
B.PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS
Rumus
Umum Produktifitas
Dalam menghitung produktifitas terdapat rumus umum
yang dapat digunakan yaitu :
Produktifitas = Output \
imput
Untuk pengukuran produktifitas tenaga kerja parsial
disini, output dapat didefinisikan sebagai jumlah penjualan secara keseluruhan.
Produktifitas tenaga kerja = Output / Besarnya jam kerja
Langkah
awal adalah dengan melakukan pengukuran produktifitas.
Pengukuran produktifitas dapat dilakukan pada
berbagai macam unit kegiatan mulai dari
unit terkecil sampai yang terbesar, yaitu stasiun kerja, seksi atau unit
perusahaan, tingkat perusahaan, industri, nasional maupun internasional.
Ada
empat cara untuk membandingkan hasil pengukuran produktifitas,yaitu :
1. Membandingkan hasil pengukuran dari periode yang
sedang diukur dengan periode dasar.
2. Membandingkan hasil pengukuran dari suatu unit
organisasi dengan unit organisasi yang lain.
3. Membandingkan hasil pengukuran dari periode yang
sedang diukur dengan target yang sudah
diterapkan
4. Membandingkan hasil pengukuran dari periode yang
sedang diukur dengan periode
sebelumnya.
Dalam melakukan pengukuran produktifitas terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat produktifitas. Faktor-faktor
itu adalah :
a.
Manajemen perusahaan
Peranan manajemen dalan mengelola perusahaan sangat
mempengaruhi perbaikan produktifitas.
Tindakan-tindakan yang kurang
memperhatikan moral dapat menimbulkan pandangan yang
jelek terhadap
perusahaan. Usaha pimpinan yang baik namun tidak
mendapat dukungan
bawahan akan sia-sia
saja. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama yang baik antara atasan dan
bawahan. Pimpinan hendaknya mampu mengembangkan dan memperbaiki suasana kerja
yang menyenangkan untuk meningkatkan prestasi. Setiap kelompok kerja turut
mempengaruhi tujuan tersebut. Tidak hanya kondisi kerja yang mencerminkan sikap
individu dan perasaan kelompok, tetapi juga memberikan petunjuk yang kuat
mengenai perasaan dan pimpinan kelompok.
b.
Workforce Mix
Masalah yang
menyebabkan kurang produktifnya tenaga kerja adalah kurangnya keterampilan
(skill) dari pekerja itu sendiri. Hal ini menyebabkan output perusahaan tidak
mengalami kemajuan. Kurangnya keterampilan pekerja itu dapat diperbaiki dengan
melakukan training.
c.
Ukuran dan usia perusahaan
Ukuran dan usia
perusahaan mempengaruhi pertumbuhan produktifitas. Perusahaan yang telah
berkembang besar lebih banyak mengalami
hambatan dalam komunikasi internal, pencapaian prestasi dan tujuan perusahaan.
Tingkatan dalam perusahaan juga berpengaruh pada produktifitas. Perusahaan
dengan tingkatan yang lebih banyak akan memerlukan biaya yang lebih besar pula
seperti biaya kenaikan upah dan tunjangan karyawan. Selain itu tingkatan yang banyak
juga menyebabkan usaha manajemen menjadi terpisah-pisah, koordinasi menjadi
lebih sulit, komunikasi menjadi lebih lambat dan menyimpang, serta pengambilan
keputusan menjadi lebih lambat. Pertumbuhan ukuran perusahaan, spesialisasi dan
peningkatan fungsi individu daripada fungsi kelompok menyebabkan perusahaan
tidak fleksibel dalam menghadapi suatu lingkungan. Perusahaan besar cenderung
menjadi lebih kompleks, lebih birokratis, dan lebih banyak manajer yang
bergantung pada pengolahan data daripada pengamatan langsung di lapangan.
d.
Sumber daya fisik, metode kerja, proses produksi, dan teknologi yang
dapat menghambat produktifitas.
Sumber daya fisik seperti fasilitas tenaga kerja,
perancangan tata letak, dan penjadwalan produksi dapat menghambat produktifitas
jika hal tersebut tidak diatur dengan benar. Perancangan tata letak pabrik
mempengaruhi aliran kerja dan kontinuitas pada proses produksi. Penyesuaian
antara ukuran fasilitas dan volume kerja yang diproses juga penting. Kemajuan
teknologi turut mempengaruhi proses produksi. Mekanisasi, produksi masal, dan
otomisasiumumnya membutuhkan fasilitas yang lebih
banyak dan peralatan yang lebih modern. Hal ini berarti pengeluaran biaya yang
lebih besar.
C.Langkah
- langkah Pengukuran Produktifitas
Langkah-langkah untuk melakukan pengukuran
produktifitas, adalah :
1. Menetapkan tujuan pengukuran
Pengukuran harus dikembangkan untuk memperbaiki dan
memenuhi kebutuhan dari suatu organisasi.
2. Melibatkan orang-orang yang akan diukur
Orang-orang yang akan dievaluasi haruslah dilibatkan
dalam proses, karena mereka seringkali lebih mengetahui pekerjaannya daripada
orang lain. Dan yang terpenting, jika pekerja tersebut dilibatkan dalam
pengukuran produktifitas tersebut dan mengerti tujuan pengukuran tersebut, maka
akan memperkecil tingkat kegagalan pengukuran tersebut.
3.
Melaksanakan pengukuran
Pengukuran
produktifitas harus ditinjau dan diperbaharui secara terus menerus dan
berkelanjutan sehingga dapat beradaptasi dalam menghadapi perubahan-perubahan.
D. Model Pengukuran Produktifitas
Model produktifitas
dikemukakan oleh banyak kalangan akademis yang mendalami masalah produktifitas.
Model tersebut diimplementasikan untuk mengukur produktifitas total,produktifitas
parsial, dan produktifitas total faktor pada tingkat perusahaan maupun pada
tingkat stasiun kerja.
1.
Produktifitas Total
Pengukuran produktifitas secara total biasanya
dilakukan berdasarkan data finansial perusahaan. Pada pengukuran ini diukur
terlebih dahulu agregat output yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan
agregat input yang digunakan.
Rumus produktifitas total :
Produktifitas Total = masukkan Total keluaran/ Total masukan
Keuntungan pengukuran produktifitas total adalah
a.Mempertimbangkan semua faktor output dan input
yang dapat dikuantitaskan sehingga lebih
akurat
menggambarkan keadaan ekonomi perusahaan sesungguhnya.
b. Mudah berhubungan dengan total biaya.
c. Pengendalian keuntungan dengan menggunakan indeks
produktifitas total sangat bermanfaat
bagi
pimpinan.
d. Jika digunakan bersama dengan pengukuran
produktifitas parsial dapat langsung
diperhatikan
oleh pihak manajemen dengan cara yang lebih efektif.
e. Pengendalian keuntungan dapat bermanfaat bagi
pemimpin Keterbatasan pengukuran
2.
Produktifitas Total Faktor
Produktifitas
total faktor adalah rasio output bersih dengan jumlah input modal dan tenaga kerja. Output bersih
merupakan selisih output total dengan jumlah
peralatan dan jasa yang dibeli.
Rumus produktifitas total faktor :
Produktifitas Total Faktor = Tenaga kerja + Modal / Output
= Output total - jumlah peralatan dan jasa/Tenaga
---------------------------------------------------------------------
Kerja + modal
Keuntungan
pengukuran produktifitas total faktor adalah :
a. Hanya input tenaga kerja dan modal yang
dipertimbangkan dalam input total
faktor.
b. Tidak banyak berpengaruh terhadap input bahan
baku dan energi.
c. Data dari
perusahaan relatif mudah diperoleh.
d. Dapat dianalisis dari sudut pandang ekonomi
karena menyangkut keadaan ekonomi
perusahaan secara total.
Keterbatasan pengukuran produktifitas total faktor
adalah :
a. Tidak banyak berpengaruh terhadap input bahan
baku dan energi.
b. Hanya input tenaga kerja dan modal yang
dipertimbangkan dalam input total faktor.
c. Sulit bagi pihak manajemen untuk menganalisis
hubungan nilai tambah output dengan
efisiensi
produksi karena nilai tambah yang dihasilkan bisa saja disebabkan oleh adanya
peningkatan
biaya produksi.
d. Tidak cocok bila biaya material merupakan bagian
yang cukup besar dari biaya total produk,
sedangkan
pengaruh yang besar dari input material tidak langsung ditunjukkan dalam
pengukuran
produktifitas tersebut.
3.
Pengukuran Produktifitas Parsial
Pengukuran produktifitas parsial mengukur
produktifitas unit proses secara spesifik sehingga lebih obyektif, mudah
dipantau dan diperbaiki. Produktifitas keseluruhan akan baik jika produktifitas
parsialnya baik. Jadi peningkatan produktifitas
total dapat dilakukan dengan memperbaiki produktifitas parsial.
Rumus produktifitas parsial :
Produktifitas
Parsial = Output/ Faktorproduksi persial
Keuntungan pengukuran produktifitas parsial adalah :
a. Mudah dimengerti.
b. Data mudah diperoleh.
c. Indeks produktifitas mudah dihitung.
d. Mudah diterima oleh manajemen karena ketiga
keuntungan diatas.
e. Beberapa produktifitas parsial menunjukkan
keseluruhan data yang ada di perusahaan.
f. Sebagai alat diagnosa yang baik untuk
bagian-bagian yang perlu diperbaiki tingkat produktifitasnya.
g. Hanya dapat mengetahui adanya peningkatan biaya
pada bagian tertentu.
Keterbatasan pengukuran produktifitas parsial adalah
:
a. Tidak dapat mencerminkan tingkat produktifitas
perusahaan.
b. Hanya dapat mengetahui adanya peningkatan biaya
pada bagian tertentu.
c. Perbaikan produktifitas hanya pada bidang yang
diukur.
d. Bila digunakan tersendiri dapat merugikan
perusahaan dari segi biaya.
4.
Evaluasi Produktifitas
Setelah melakukan pengukuran terhadap
sumber-sumber yang berpengaruh pada produktifitas, maka selanjutnya dilakukan
evaluasi. Tahap evaluasi ini sangat penting dilakukan karena dengan evaluasi
dapat diketahui penyebab rendahnya produktifitas sehingga dapat segera
dilakukan tindakan perbaikan. Tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan metode
produktifitas yang ada. Kemudian menganalisa hasil yang diperoleh dari
pengolahan data dengan menggunakan metode produktifitas tersebut. Hasil analisa
tersebut dapat digunakan untuk membuat suatu perencanaan peningkatan
produktifitas, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
Produktifitas
dikatakan meningkat jika :
1. Jumlah hasil produksi tetap atau meningkat dengan
pengurangan penggunaan sumber daya.
2. Pertambahan jumlah hasil produksi yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan pertambahan
penggunaan
sumber daya.
3. Jumlah hasil yang diproduksi meningkat dengan
penggunaan sumber daya yang sama.
Ada
dua cara evaluasi produktifitas, yaitu :
1. Evaluasi
terhadap dua periode pengukuran, yaitu dengan membandingkan produktifitas total
antara
periode t dengan produktifitas pada periode t-1 (periode sebelumnya).
2. Evaluasi
terhadap suatu periode pengukuran tertentu, yaitu dengan membandingkan nilai
produktifitas pada saat pengukuran dengan produktifitas
hasil ramalan.
5.
Perencanaan Produktifitas
Perencanaan
produktifitas adalah target produktifitas sehingga target dapat dijadikan
sebagai patokan dan dasar perbandingan bagi tahap evaluasi produktifitas.
Syarat-syarat
dalam penentuan target adalah :
1. Penentuan target disesuaikan dengan kemampuan.
2. Target harus dapat dicapai, tidak boleh terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
3. Dalam jangka waktu tertentu.
Hal yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan produktifitas adalah dalam menentukan target perlu juga diciptakan
situasi dan lingkungan yang mendukung untuk pencapaian target.
Secara
garis besar peran perencanaan produktifitas adalah sebagai berikut :
a. Sebagai media untuk meningkatkan kerjasama baik
secara vertikal maupun horizontal dalam organisasi.
b. Sebagai pendorong kreativitas berpikir,
pembentukan kelompok yang produktif dan mengurangi ketakutan terhadap keadaan
masa yang tidak pasti.
c. Sebagai dasar pelaksanaan perbaikan produktivitas
bagi perusahaan dengan menyesuaikan
kondisi internal maupun eksternal.
6.
Perencanaan Produktivitas
Ada beberapa definisi
tentang perencanaan, diantaranya menurut Scot (Sumanth, 1984) perencanaan
adalah suatu proses analisa yang mencakup taksiran tentang keadaan masa yang akan datang, keinginan yang kuat untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, serta mengembangkan langkah-langkah dari
alternatif yang ada untuk mencapai tujuan.
Sherwood (Sumanth, 1984) menyatakan bahwa ada tiga
kelas definisi dari perencanaan :
1. Keterlibatan dari tujuan, cita-cita dan garis
pedoman.
2. Menentukan apa, bagaimana, kapan akan
dilaksanakan.
3. Suatu aktivitas secara kasar sama artinya dengan
penganggaran.
Menurut Henry Fayol (Sumanth, 1984),
perencanaan suatu tindakan adalah satu dan pada saat bersamaan, hasil dari
pertimbangan, megikuti garis usaha, suatu tahap untuk maju, suatu metode untuk
digunakan. Perencanaan produktivitas adalah penentuan target produktivitas
total atau produktivitas parsial sehingga target tersebut dapat dijadikan
sebagai patokan dan dasar perbandingan bagi tahap evaluasi pada siklus
produktivitas. Suatu organisasi yang telah melakukan pendekatan formal pada
perencanaan produktivitas, berarti berada pada posisi yang lebih baik dalam
persaingan dengan organisasi lain yang belum. Dengan menetapkan tujuan atau
sasaran pencapaian produktivitas, berarti organisasi tersebut telah sadar akan
arti dari produktivitas. Dengan merencanakan tingkat sasaran produktivitas
total maupun prouktivitas parsial, suatu organisasi dapat menemukan cara-cara
untuk beroperasi dengan lebih efisien dan lebih produktif sebelum benar-benar
mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.5.2
Prosedur Perencanaan Produktivitas
Cotton (Sumanth, 1984) mengusulkan tiga langkah prosedur
perencanaan produktivitas, yaitu :
1. Kembangkan struktur dan proses perencanaan yang
efektif.
2. Persiapkan tujuan produtivitas, pikirkan proses
perencanaan secara
objektif sesuai tujuan.
3. Adanya pengawasan, beri asistensi dan koordinasi
dengan orang yang
terlibat dalam perencanaan target.
Tahap
Perencanaan Produktivitas
Proses perecanaan produktivitas terdiri atas tiga
tahapan, yaitu :
1. Tahap
persiapan
Pada tahap ini ditetapkan tujuan dari prosedur
perencanaan agar proses perencanaan lebih efisien dan efektif. Selain itu hambatan
yang mungkin terjadi juga diperkirakan dan diantisipasi sedini mungkin.
2. Tahap
perencanaan
Pada tahap ini
dititikberatkan pada perumusan rencana tindakan yang didasarkan atas analisa
terhadap kesempatan dan pilihan yang tersedia. Pada tahap ini juga dilakukan
perumusan tujuan, penyiapan rencana dasar dan perencanaan langkah-langkah yang
akan diambil.
3. Tahap
untuk kerja
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dan penyesuaian
rencana serta
tindakan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi.
Manfaat
Pengukuran Produktifitas
Suatu
organisasi perlu mengetahui pada tingkat produktifitas mana perusahaan itu beroperasi, agar dapat
membandingkannya dengan produktifitas
standart yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktifitas
dari waktu ke waktu, dan membandingkandengan
produktifitas industri sejenis. Hal ini menjadi penting agar perusahaan
itu dapat meningkatkan daya saing dari
produk yang dihasilkannya. Terdapat
beberapa manfaat pengukuran produktifitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain :
1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi
sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktifitas melalui efisiensi
penggunaan sumber-sumber daya itu.
2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih
efektif dan
efisien produktifitas melalui pengukuran, baik dalam
perencanaan
jangka pendek maupun jangka panjang
3. Pengukuran produktifitas perusahaan akan menjadi
informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktifitas di antara
organisasi perusahaan dalam industri yang sejenis
4. Nilai-nilai produktifitas yang dihasilkan dari
suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan
tingkat keuntungan dari perusahaan
5. Pengukuran produktifitas akan menciptakan
tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktifitas
secara terus menerus
6. Pengukuran produktifitas terus menerus akan
memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi
kecenderungan perkembangan produktifitas perusahaan dari waktu ke waktu
7. Pengukuran produktifitas akan memberikan motivasi
kepada orangorang untuk secara teru menerus melakukan perbaikan dan juga akan
meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan lebih memberikan perhatian kepada
pengukuran produktifitas apabila dampak dari perbaikan produktifitas itu
terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh
mereka.
6.
Peningkatan
Produktifitas
Perbaikan
produktifitas adalah proses pengaplikasian dari apa yang sudah direncanakan
pada keadaan sesungguhnya. Sebelum melakukan tindakan perbaikan untuk
meningkatkan produktifitas, terlebih dahulu perlu diselidiki hal-hal apa
saja yang mengakibatkan rendahnya
produktifitas di suatu perusahaan. Setelah diketahui faktor penyebab turunnya
produktifitas tersebut, maka harus ditentukan langkah-langkah yang dapat
meningkatkan produktifitas.
Langkah-langkah untuk meningkatkan produktifitas,
yaitu :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab turunnya
produktifitas.
2. Mempersiapkan rencana perbaikan dan menetapkan
sasaran yang akan dicapai.
3. Menghilangkan faktor-faktor penghalang terhadap
produktifitas yang sudah diketahui, seperti bottleneck, elemen-elemen kerja
yang tidak berguna, pengeluaran biaya yang tidak berguna, dan lain-lain.
4. Melaksanakan rencana perbaikan dan mulai
melakukan pengukuran. Yang menjadi fokus perhatian adalah tindakan prioritas
yang menghasilkan tingkat pengembalian
yang cepat, aktivitas-aktivitas mendesak yang tidak memakan waktu lama, dan
sebagainya.
5. Memotivasi para pekerja untuk mencapai
produktifitas yang lebih tinggi. Training dan pendidikan khusus perlu dilakukan
agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pekerja yang nantinya
akan meningkatkan produktifitas.
Secara
garis besar peningkatan produktifitas dapat terjadi jika :
- Jumlah hasil produksi meningkat dengan menggunakan
sumber daya yang sama.
- Jumlah hasil produksi yang sama atau meningkat
dengan penggunaan sumber daya berkurang.
- Jumlah hasil produksi yang jauh lebih besar di
peroleh dengan pertambahan sumber daya yang
relatif
lebih kecil.
6.1
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produktifitas
Faktor yang mempengaruhi usaha peningkatan
produktifitas adalah :
1 Faktor teknis
Yaitu
faktor yang berhubungan degan pemakaian dan penerapan metode kerja yang lebih
efektif dan efisien.
2 Faktor
manusia
Yaitu
faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya.