Statistik sosial
Setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data
statistik, maka pada umumnya kegiatan tesebut akan menghasilkan kumpulan data
angka yang kadaannya tidak teratur, berserakan dan masih, meupakan bahan keterangan
yang sifatnya kasara dan mentah. Dikatakan “ kasar” dan “ mentah” sebab
kumpulan angka dengan kondisi seperti yang disebutkan di atas belum dapat
memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang
dimiliki oleh kumpulan angka tesebut. Oleh kerena itu, agar data angka yang
telah berhasil dihimpun itu “dapat berbicara” dan dapat memberikan informasi
yang berarti, diperlukan adanya tidak lanjut atau langkah tertentu.
Tidak terlepas hubungannya dengan pernyataan di atas,
maka salah satu tugas dari statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah menyajikan
atau mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun itu secara
teratur, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat memberikan
gambaran yang tepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung di dalam data
angka tersebut. Dengan diketahui ciri atau sifat yang terkandung dalam kumpulan
data angka itu berarti kumpulan data angkat tadi telah “ dapat berbicara “ dan
karenanya kita berhasil memproleh informasi – informasi yang berguna, sejalan
dengan maksud dan tujuan pengumpulan data.
Sebuah contoh yang dikemukakan berikut ini kiranya
akan memperjelas uraian di atas.
Dari sejumlah 80 orang mahasiswa tingkat II fakultas
tarbiyah IAIN sunan kalijaga yogyakarta, berhasil dihimpun data berupa nilai
hasil ujian utama semester i tahun akademik 1984/1985 dalam mata kuliah
statistik pendidikan, sebagai berikut :
60
|
55
|
60
|
67
|
67
|
67
|
55
|
55
|
60
|
55
|
69
|
55
|
60
|
80
|
70
|
70
|
80
|
80
|
60
|
55
|
67
|
55
|
60
|
69
|
69
|
69
|
69
|
69
|
60
|
55
|
79
|
79
|
60
|
75
|
65
|
65
|
75
|
80
|
60
|
80
|
65
|
67
|
60
|
75
|
65
|
65
|
75
|
80
|
60
|
80
|
70
|
67
|
60
|
75
|
65
|
65
|
75
|
80
|
60
|
80
|
55
|
67
|
60
|
75
|
70
|
70
|
75
|
80
|
60
|
80
|
80
|
67
|
60
|
75
|
80
|
80
|
75
|
80
|
60
|
80
|
Dapat kita saksikan dan kita rasakan bersama bahwa
data yang berupa kumpulan nilai hasil ujian semester dari 80 orang mahasiswa
itu masih sangat sulit bagi kita untuk dapat menjawab dengan cepat pertayaan
yang muncul di balik kumpulan data angka itu, seperti :
1.
Berapa
banyak mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi dalam ujian semester tersebut ?
2.
Berapa
banyak mahasiswa yang memiliki nilai terendah ?
3.
Berapa
banyak mahasiswa yang memperoleh nilai di atas 60 ?
4.
Berapa
banyak mahasiswa yang nilainya kurang dari 60 ?
5.
Berapa
banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 60 – 69 ?
6.
Berapa
banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 70 – 79 ?
7.
Berapa
banyak mahasiswa yang memperoleh nilai yang sama ?
Dan sebagainya.
Tidak dapat disangkal bahwa dari kumpulan data angka
di atas, kita dapat memperoleh gambaran mengenai hasil ujian yang dicapai oleh
80 orang mahasiswa tersebut, namun gambaran yang kita proleh itu pada
hakikatnya masih besifat kasar, misalnya
bahwa “ sebagian kecil dari mahasiswa tersebut nilainya kurang dari 60” atau
bahwa mahasiswa yang dapat mencapai nilai diatas 60 banyak sekali “ gambaran
yang kasar atau masih bersifat mentah itu pun diperoleh dengan cara meneliti
satu – persatu dari dretan angka yang terdiri dari 80 buah angka itu, sehingga
memakan waktu cukup lama ?
Untuk dapat menjawab butir – butir pertanyaan seperti
telah dikemukakan di atas, tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah :
menghitung frekuensi yang dimiliki oleh tiap - tiap nilai yang berada dalam deretan nilai –
nilai tersebut, dan dengan jalan menghitung frekuensi yang dimiliki oleh tiap –
tiap nilai itu maka lebih lanjut akan dapat kita ketahui distribusi frekuensi
dari nilai – nilai hasil ujian semester yang berhasil di capai oleh 80 orang
mahasiswa tadi.
1.
PENGERTIAN VARIABEL
Kata “ variabel” berasal dari bahasa inggris variable
dengan arti :”ubahan” faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah – ubah
dalam contoh yang telah disebutkan dimuka, nilai – nilai hasil ujian semester
dari sejumlah 80 orang mahasiswa itu kita sebut variabel. variabel pada
dasarnya bersifat kualitatif namun dilambangkan dengan angka.
“usia”
gejala kualitatif =17 th, 19 th (gejala kuantitatif)
“nilai” gejala kuantitatif= 5, 6, 9 (gejala kualitatif)
“nilai” gejala kuantitatif= 5, 6, 9 (gejala kualitatif)
Perhatikan contoh
berikut. Contoh 5.1.
Nama variabel dan nilai.
username = "joni"
Nama =
"Al-Khawarizmi"
Harga = 2500
HargaTotal = 34000
Pada contoh 5.1. di atas,
'username, Nama, harga, dan HargaTotal' adalah nama dari variabel. Sedangkan
"joni", "Al-Khawarizmi", 2500, dan 34000 adalah nilai dari
masing-masing variabel. Nilai-nilai ini akan tersimpan di dalam nama variabel
masing-masing sepanjang tidak kita rubah.
2.
PENGERTIAN FREKUENSI
Kata “ frekuensi” yang dalam bahasa inggrisnya adalah
frequency berarti : “ kekerapan” “ kekeringan” atau “ jarang – kerapnya” dalam
statistik, “ frekuensi” mengandung pengertian ; angka ( bilangan ) yang
menunjukan seberapa kali suatu variabel
( yang dilambangkan dengan angka – angka itu ) berulang dalam dertan
angka tersebut : atau berapa kalikah suatu variabel ( yang dilambangkan dengan
angka itu ) muncul dalam deretang angka tersebut.
Contoh:
Nilai yang berhasil didapat oleh 10
orang siswa dalam tes hasil belajar bidang studi IPA adalah sebagai berikut:
60 50 75 60 80 40 60 70 100 75
Nilai 60 muncul sebanyak 3 kali
Artinya frekuensi nilai 60 adalah 3
Artinya frekuensi nilai 60 adalah 3
3.
PENGERTIAN DISTRIBUSI
FREKUENSI
Distribusi (
distribusi bahasa inggris ) berarti “ penyaluran” pembagian atau pencaran jadi distribusi frekuensi dapat diberi arti “
penyaluran fekuensi “ pembagian frekuensi atau pencaran frekuensi “ dalam
statistik, “ distribusi frekuensi” kurang lebih mengandung pengertian suatu
keadaan yang menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang
dilambangkan dengan angka itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar.
Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval.
(Kuswanto,2006). Distribusi
Frekuensi adalah membuat uraian
dari suatu hasil
penelitian dan menyajikan hasil
penelitian tersebut dalam bentuk yang baik,
yakni
bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih
mudah mendapat gambaran
tentang situasi hasil penelitian. (Djarwanto,1982)
5. TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI ( PENGERTIAN DAN MACAMNYA)
1.
Pengertian
Tabel Distribusi Frekuensi.
Tabel adalah
alat penyajian data statistik yang berbentuk ( dituangkan dalam bentuk ) kolom
dan bujur.
Dalam
tabel distribusi frekuensi akan kita dapat : Variabel, Frekuensi dan Jumlah
Frekuensi
Tabel Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau
tabel yang membagi data dalam beberapa kelas. Tabel Distribusi frekuensi
terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensi categorical dan
distribusi frekuensi numerical.
1. Distribusi frekuensi categorical
adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya berdasarkan atas
macam – macam data, atau golongan data yang dilakukan secara kwalitatif.
Perhatikan contoh berikut.
HASIL
PENJUALAN TOKO TRI BHAKTI, TAHUN 2005
Macam Barang Dagangan
|
Jumlah Penjualan (Ton)
|
Kacang tanah
Kedelai
Jagung
Beras
|
20
15
35
60
|
Jumlah Total Penjualan
|
130
|
2. Distribusi frekuensi numerical
adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya dinyatakan dalam
angka. Perhatikan contoh berikut.
DATA
USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU
3.
UMUR KARYAWAN
(Tahun)
|
JUMLAH KARYAWAN
( Orang )
|
20 – 24.9
25 – 29.9
30 – 34.9
35 – 39.9
|
15
16
4
5
|
Jumlah
|
40
|
2. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi Dan Macamnya
Dalam
dunia statistik kita mengenal berbagai macam Tabel Distribusi Frekuensi; dalam
makalah ini akan dikemukakan mengenai 4 macam Tabel Distribusi Frekuensi,yaitu:
Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal,Tabel Distribusi Frekuensi Data
Kelompokan,Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif, dan Tabel Distribusi Frekuensi
Relatif ( Tabel Persentase). (Sudijono Anas.2009: 39)
2.1. Tabel
Distibusi Frekuensi Data Tunggal
Tabel
Distribusi Data Tunggal adalah salah satu jenis tabel statistik yang di dalamnya disajikan frekuensi dari data
angka ;angka yang ada itu tidak
dikelompok-kelompokkan(ungrouped data). (Sudijono Anas.2009: 39)
Contoh
: TABEL 2.1 Distribusi Frekuensi
Nilai UAS Dalam Bidang Studi Matematika dari 40 Orang Siswa kelas X 1 SMA Tunas
Cendekia.
Nilai
(X)
|
Frekuensi (f)
|
9
8
7
6
5
|
4
6
9
16
5
|
Total
|
40 = N
|
Dalam Tabel 2.3
itu, Nilai UAS Dalam Bidang Studi Matematika dari sejumlah 40 orang siswa kelas
X1 SMA Tunas Cendekia berbentuk Data Tunggal,sebab nilai tersebut tidak
dikelompok-kelompokkan (ungrouped data).
2.2.Tabel
Distribusi Frekuensi Data Kelompokan
Tabel Distribusi Frekuensi Data
Kelompokan adalah salah satu jenis tabel statistik yang di dalamnya disajikan
pencaran frekuensi dari data angka,di mana angka-angka tersebut
dikelompok-kelompokkan (dalam tiap unit terdapat sekelompok angka.
Data disajikan memalui Tabel 2.2
berbentuk Data Kelompokkan (Grouped Data).Adapun huruf N yang terdapat pada
lajur “Total” (baik yang terdapat pada Tabel 2.1 maupun Tabel 2.2) adalah
singkatan dari Number atau Number of Gases yang berarti “jumlah frekuensi” atau
“jumlah hal yang diselidiki”,atau “jumlah individu”
Contoh:
TABEL
2.2. Distribusi Frekuensi Tentang Usia dari
Sejumlah 60 orang Guru Matematika yang Bertugas Pada Sekolah Menengah Atas
Negeri.
Usia
|
Frekuensi
(f)
|
49-53
44-48
39-43
34-38
29-33
24-28
|
5
9
8
11
12
15
|
Total
|
60 = N
|
2.3 Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Dimaksud dengan
Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif ialah salah satu jenis tabel statistik yang didalamnya
disajikan frekuensi yang dihitung terus meningkat atau: selalu
ditambah-tambahkan , baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah.
(Sudijono Anas.2009: 41)
Contoh:
TABEL 2.3 Distributii
Frekuensi Kumulatif Nilai-nilai Hasil THB Bidang studi PMP Dari 40 Orang Siswa
MTsN.
Nilai
(X)
|
![]() |
![]() |
![]() |
8
7
6
5
|
7
18
5
10
|
40 = N
33
15
10
|
7
25
30
40 = N
|
Total :
|
40 = N
|
-
|
-
|
s
TABEL 2.4.
Distribusi Frekuensi Kumulatif Usia 50 Orang Guru Matematika yang bertugas pada Sekolah Dasar
Negeri
Usia
|
![]() |
![]() |
![]() |
50 - 54
44 - 49
39 - 43
34 - 38
29 - 33
24 – 28
|
5
9
13
6
7
10
|
50 = N
45
36
23
17
10
|
5
14
27
33
40
50 = N
|
Total :
|
50 = N
|
-
|
-
|
Tabel 2.3 dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data Tunggal, sebab data yang
disajikan dalam tabel ini berbentuk data yang tidak dikelompok-kelompokkan.
(lihat kolom 1). Pada kolom 2 dimuat frekuensi asli (yakni frekuensi sebelum
diperhitungkan frekuensi kumulatifnya). Kolom 3 memuat frekuensi kumulatif yang
dihitung dari bawah (
),
dimana angka-angka yang terdapat pada kolom ini diperoleh dengan
langkah-langkah kerja sebagai berikut: 10 + 5 = 15; 15 + 18 = 33; 33 + 7 = 40.
Hasil penjumlahan akhir dari frekuensi kumulatif akan selalu sama dengan N
(disini N = 40). Kolom 4 memuat frekuensi Kumulatif yang dihitung dari
atas (
),
di mana angka-angka yang terdapat pada kolom ini dieroleh dengan
langkah-langkah kerja sebagai berikut; 7 + 18 = 25; 25 + 5 = 30; 30 + 10 = 40 =
N.


Adapun
Tabel 2.4 kita namakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data Kelompokan,
sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data kelompokkan. Tentang
keterangan atau penjelasan lebih lanjut pada pokoknya sama seperti keterangan
yang telah dikemukakan untuk Tabel 2.3 di atas.
2.4 Tabel
Distribusi Frekuensi Relatif
Tabel
Distribusi Frekuensi Relatif juga dinamakan Tabel Persentase. Dikatakan
“frekuensi relatif” sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah frekuensi
yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka
persenan. (Sudijono Anas.2009: 42)
Contoh
:
TABEL 2.5. Distribusi
Frekuensi Relatif (Distribusi Persentase) tentang Nilai-nilai THB Dalam Studi
PMP dari sejumlah 40 Orang Siswa MTsN.
Nilai
(X)
|
F
|
Persentase
(p)
|
8
7
6
5
|
7
18
5
10
|
17.5
45.0
12.5
25.0
|
Total:
|
40 = N
|
100.0 =
![]() |
Keterangan:
Untuk memperoleh
frekuensi relative (angka persenan) sebagaimana tertera pada kolom 3 tabel 2.5,
digunakan rumus:
P=
x
100%


N=
Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
p = angka persentase.
Jadi angka persenan sebesar 17.5; itu
diperoleh dari:


Jumlah persentase (
P) harus selalu sama dengan 100.0.

Dengan cara yang sama seperti telah dikemukakan
di atas, contoh untuk Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan adalah sebagai
berikut:
TABEL 2.6.DistribusiFrekuensiKumulatifUsia
50 Orang
Guru
Matematikayang bertugaspadaSekolahDasarNegeri.
Usia
|
![]() |
Persentase
(p)
|
50 - 54
44 - 49
39 - 43
34 - 38
29 - 33
24 - 28
|
5
9
13
6
7
10
|
10.0
18.0
26.0
12.0
14.0
20.0
|
Total :
|
50 = N
|
100.0 = ∑ p
|
2.3. Tabel
Persentase Kumulatif
Seperti
halnya Tabel Distribusi Frekuensi Tabel Persentase atau Tabel Distribusi Frekuensi relatif pun dapat
diubah ke dalam bentuk Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi
relatif Kumulatif).
Contoh
Tabel Persentase Kumulatif adalah Tabel 2.7. untuk data tunggal,dan Tabel 2.8
untuk data berkelompok. Penjelasan tentang bagaimana cara memperoleh pk(b)
dan pk(a) adalah sama seperti penjelasan yang telah dikemukakan pada
Tabel 2.3. (Sudijono Anas.2009: 44-45)
Tabel 2.7. Tabel
Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif Kumulatif) tentang
nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40 orang siswa MTsN.
Nilai (X)
|
P
|
Pk(b)
|
Pk(a)
|
9
8
7
6
|
10,0
15,5
49,5
25,0
|
100,0=
![]()
90,0
74,5
25,0
|
10,0
25,5
75,0
100,0=
![]() |
Total
|
100,0=
![]() |
-
|
-
|
Tabel 2.8 Tabel
Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif Kumulatif) tentang
nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40 orang siswa MTsN.
Nilai (X)
|
P
|
Pk(b)
|
Pk(a)
|
66-70
61-65
56-60
51-55
46-50
41-45
|
10,0
15,0
25,0
20,0
10,0
20,0
|
100,0=
![]()
90,0
75,0
50,0
30,0
20,0
|
10,0
25,0
50,0
70,0
80,0
100,0=
![]() |
Total
|
100,0=
![]() |
-
|
-
|
6.
CARA
MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
Dari lima macam Tabel
Distribusi Frekuensi yang telah dikemukakan contohnya di atas,hanya dua buah
saja yang dipandang perlu dibahas cara pembuatannya, yaitu: Tabel Distribusi
Data Tunggal dan Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan.
Kedua
macam tabel distribusi frekuensi tersebut perlu dipelajari prosedur dan teknik
pembuatannya,sebab pekerjaan menganalisis data statistik pada umumnya diawali
dengan pembuatan salah satu diantara dua jenis tabel distribusi frekuensi
tersebut.Sedangkan prosedur dan teknik pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi
Kumulatif, Tabel Distribusi Frekuensi Relatif, dan Tabel Persentase Kumulatif
;ketiga macam tabel distribusi frekuensi yang disebutkan terakhir,dapat dibuat
setelah dipersiapkan lebih dahulu Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggalnya
atau Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokannya. (Sudijono Anas.2009: 45-46)
6.1.Cara
Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Sebelum
dikemukakan mengenai cara pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data
Tunggal,terlebih dahulu perlu dikemukakan bahwa Tabel Distribusi Frekuensi Data
Tunggal ada dua macam,yaitu: Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang semua
skornya berfrekuensi 1, dan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang
sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu. (Sudijono
Anas.2009: 46)
a.
Contoh Pembuatan Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya Berfrekuensi 1.
Misalkan dari 10 orang
Mahasiswa yang menempuh Ujian Akhir Semester
dalam mata kuliah Statistika Dasar,diperoleh nilai sebagai berikut:
No.
|
Nama
|
Nilai
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
|
Aditin
Meta
Riska
Melani
Dika
Santoso
Imam
Uka
Yasmin
Zelly
|
87
88
75
80
72
90
67
65
70
50
|
Apabila kita perhatikan data di atas,maka dari 10
orang mahasiswa yang menempuh ujian akhir semester tersebut,kita dapat
mengatakan bahwa semua skor atau semua nilai yang sedang kita hadapi itu
masing-masing berfrekuensi 1.
Jika data di atas kita tuangkan penyajiannya dalam
bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal,wujudnya adalah seperti Tabel
3.1
TABEL 3.1.
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Ujian Akhir Semester Dalam Mata Kuliah
Statistika Dasar yang Diikuti 10 Orang Mahasiswa.
Nilai
(X)
|
F
|
50
65
67
70
72
75
80
87
88
90
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
Total
|
10
= N
|
Karena semua skor (nilai) hasil ujian tersebut
befrekuensi 1 dan semua skor(nilai) yang ada itu berwujud Data Tunggal maka
tabel di atas dinamakan:
Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya Berfrekuensi 1..
b. Contoh
Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Sebagian atau
Keseluruhan Skornya Berfrekuensi Lebih dari 1
Misalkan dari sejumlah 40 orang murid Sekolah
Menengah Pertama yang menempuh ulangan harian dalam mata pelajaran
matematika,diperoleh nilai hasil ulangan sebagai berikut (nama murid tersebut
tidak dicantumkan di sini):
5 8 6 4 6 7
9 6 4 5
3 5
8 6 5
4 6 7
7 10
4 6
5 7 8
9 3 5
6 8
10
4 9 5
3 6
8 6 7
6
Apabila data
tersebut akan kita sajikan dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi, maka
langkah yang perlu ditempuh adalah:
Langkah Pertama
Mencari
Nilai Tertinggi (Skor paling tinggi (Highest
Score) H) dan Nilai Terendah (Skor paling rendah (Lowest Score) L). Ternyata H = 10 dan L = 3.
Dengan
diketahuinya H dan L maka kita dapat menyusun atau mengatur nilai hasil ulangan
harian itu, dari atas ke bawah,mulai dari 10 berturut-turut ke bawah sampai
dengan 3 pada kolom 1 dari Tabel Distribusi Frekuensi yang kita persiapkan
adalah seperti yang terlihat pada Tabel 3.2
Langkah Kedua
Menghitung
frekuensi masing-masing nilai yang ada,dengan bantuan jari-jari (tallies);
hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari Tabel Distribusi Frekuensi yang kita
persiapkan ( Lihat Kolom 2 Tabel 3.2).
Langkah Ketiga
Mengubah
jari-jari menjadi angka biasa, dituliskan pada kolom 3 (lihat kolom 3 tabel 3.2
), setelah selesai, keseluruhan angka yang menunjukkan frekuensi masing-masing
nilai yang ada itu lalu kita jumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi (𝜮
f) atau Number of cases = N.
Tabel
3.2 kita sebut Tabel Distribusi Data Tunggal yang seluruhan skornya
berfrekuensi lebih dari satu, sebab di samping seluruh skor (nilai)nya
merupakan data yang tidak dikelompokkan, maka seluruh skor yang ada itu
masing-masing berfrekuensi lebih dari satu. (Sudijono Anas.2009: 48-50)
TABEL 3.2. Distribusi
Frekuensi Nilai Hasil Ulangan Harian Dalam Mata Pelajaran Matematika yang
Diikuti oleh 40 Orang Murid Madrasah Ibtidaiyah.
Nilai
(X)
|
Tanda/jari-jari/Tallies
|
F
|
10
9
8
7
6
5
4
3
|
//
///
/////
/////
///// /////
///// //
/////
///
|
2
3
5
5
10
7
5
3
|
Total
|
40 = N
|
Catatan:
1. Untuk
melambangkan variabel (dalam contoh di atas adalah variabel nilai),pada umumnya
digunakan lambang huruf X, Y, atau Z.
2. N
adalah singkatan dari Number of Cases, yang menggantikan lambang 𝜮
f (= jumlah frekuensi), karena dipandang lebih singkat.
6.2.
Cara membuat tabel distribusi frekuensi data kelompokan.
Tabel distribusi frekuensi data kelompok digunakan untuk menyusun data yang
memiliki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam interval-interval
kelas yang sama panjang. Perhatikan contoh data hasil nilai pengerjaan tugas
Matematika dari 40 siswa kelas XI berikut ini.
75 70 75 60 65 60 45 55 75 70
60 65 60 55 65 65 65 80 75 85
80 75 65 65 75 80 65 65 75 65
80 65 70 75 75 65 85 85 65 75
untuk menyajikan data di atas dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi maka
perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. mengurutkan data dari yang
terkecil sampai yang terbesar
2. Menentukan banyak kelas ( n
)
3. Menghitung rentang data
caranya yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. berdasarkan tabel di
atas
data terbesar = 85
data terkecil = 45
maka rentang = 85 – 45 = 40
4. Menentukan Jumlah Klas
Interval untuk menentukan Klas Interval
ditentukan dengan rumus Sturges K= 1
+ 3,3 log n
menjadi 7.
5. Menghitung panjang klas
panjang kelas = rentang di
bagi jumlah kelas
40 :
6 = 6,67 atau dibulatkan
No
|
Kelas
Interval
|
Frekuensi
|
1
|
45 – 51
|
1
|
2
|
52 – 58
|
2
|
3
|
59 – 65
|
17
|
4
|
66 – 72
|
3
|
5
|
73 – 79
|
10
|
6
|
80 – 86
|
7
|
Jumlah
|
40
|
6. Menentukan batas bawah kelas
pertama , diambil dari data terkecil atau data terkecil dikurangi 1
7.
Menyusun Klas Interval dan memasukan data menggunakan tally
No
Interval
|
Kelas
Interval
|
Tally
|
Frekuensi
|
1
|
45 – 51
|
|
|
|
2
|
52 – 58
|
||
|
|
3
|
59 – 65
|
|||||
||||| ||||| ||
|
|
4
|
66 – 72
|
|||
|
|
5
|
73 – 79
|
|||||
|||||
|
|
6
|
80 – 86
|
||||| ||
|
|
Jumlah
|
jika frekuensi sudah di temukan,
kolom tally dihilangkan saja, sehingga menjadi tabel distribusi frekuensi.K = jumlah klas
nterval
log= logaritma
n = jumlah data
karena datanya terdiri 40 siswa maka :
K = 1 + 3,3 log(40)
K = 1 + 3,3 . 1,60
K = 1 + 5,29
K = 6,29 dapat dibulatkan menjadi 6 atau 7.
7.
GRAFIK SEBAGAI ALAT
PENGGAMBARAN DISTRIBUSI FREKUENSI
penyajian
data angka lewat Tabel Distribusi Frekuensi terkadang kurang menarik, kurang
cepat dalam memberikan deskripsi data, dan kadang kurang dimengerti. Hal ini
antara lain disebabkan:
a.
Penyajian data dalam
bentuk deretan angka itu pada umumnya
menjemukan.
b.
Untuk memperoleh
pengertian yang terkandung dalam deretan angka-angka yang dihidangkan lewat
tabel distribusi frekuensi itu, semua angka harus dibaca (memakan waktu lama).
c. Bagi
orang yang tidak terbiasa membaca tabel distribusi frekuensi, penyajian lewat
tabel distribusi frekuensi itu kadang kurang dapat dipahami, bahkan kadang
memusingkan kepala (Sudijono, 2008:59).
Berhubung
Tabel Distribusi Frekuensi memiliki banyak kelemahan, maka statistik menyediakan
cara lain dalam penyajian data angka yaitu dengan membuat grafik atau diagram. Grafik
atau diagram memiliki keunggulan tertentu antara lain:
1) Penyajian
data statistik melalui grafik tampak lebih menarik daripada melalui Tabel
Distribusi Frekuensi.
2) Grafik
secara lebih cepat memperlihatkan gambaran umum dan menyeluruh tentang sesuatu
perkembangan, perubahan maupun perbandingan; tidak demikian halnya dengan
tabel.
3) Grafik
yang dibuat menurut aturan yang tepat dan benar akan terasa lebih jelas dan
lebih dimengerti orang (Sudijono, 2008:59-60).
Namun, grafik
masih memiliki kekurangan antara lain:
(i) Membuat
grafik jauh lebih sukar dan memakan waktu, biaya serta alat, tidak demikian
halnya dengan tabel.
(ii) Data
yang dapat disajikan dalam grafik amatlah terbatas, sebab apabila datanya
banyak sekali maka lukisan grafiknya akan menjadi terlalu ruwet dan
memusingkan: tidak sepertinya halnya tabel.
(iii) Grafik
pada kebanyakannya bersifat kurang teliti. Dalam tabel dapat dimuat angka
sampai tingkat ketelitian yang setinggi-tingginya (misalnya: 6.343, 7001, 0.125
dan sebagainya dapat dimuat dalam tabel, namun tidak mungkin dilakukan pada
grafik). (Sudijono, 2008:60)
7.1.Pengertian
grafik
Grafik tidak lain adalah alat
penyajian data statistik yang tertuang dalam bentuk lukisan, baik lukisan
garis, gambar, maupun lambang. Jadi dalam penyajian data angka melalui grafik,
angka itu dituliskan dalam bentuk lukisan garis, gambar atau lambang tertentu,
dengan kata lain angka itu divisualisasikan.
Grafik adalah merupakan visualisasi table.
Table yang berupa angka angka dapat disajikan / ditampilkan ke dalam bentuk
gambar. Pengertian grafik menurut beberapa ahli :
Ø Murray R. Spiegel & Larry J. Stephens
mengemukakan bahwa Grafik merupakan tampilan gambar dari hubungan di antara variabel –
variable.
Ø Soedarso mengemukakan bahwa Grafik merupakan bentuk penyajian visual yang
dipakai untuk membandingkan jumlah data pada saat - saat yang berbeda
Ø
Yudhy Wicaksono
Menyatakan bahwa Grafik merupakan salah satu model penyajian data dalam bentuk
visual yang banyak digunakan di berbagai bidang profesi
Ø
Murray
menyatakan bahwa Grafik adalah representasi gambar dari hubungan yang terdapat
di antara variable - variabel
Ø
Hery Sonawan
mengemukakan Grafik merupakan penggambaran data - data yang di plot dalam
sebuah bidang yang menghubungkan dua variable atau lebih
Ø
Kathleen Meehan Arias
mengemukakan Grafik adalah sebuah metode yang digunakan untuk menyajikan data
kuantitatif secara visual
Ø
J. Supranto
mengemukakan bahwa Grafik merupakan gambar - gambar yang menunjukkan secara
visual data berupa angka (mungkin juga dengan simbol - simbol) yang biasanya
juga berasal dari table - tabel yang telah dibuat
7.2.Bagian –
bagian utama grafik
Sebuah grafik yang lengkap pada
umumnya terdiri dari 13 bagian. Ketiga belas bagian dimaksud adalah :
a.
Nomor grafik
b.
Judul grafik
c.
Sub judul
grafik
d.
Unit skala
grafik
e.
Angka skala
grafik
f.
Tanda skala
grafik
g.
Ordinat atau
ordinal atau sumbu vertikal
h.
Koordinat (
garis – garis pertolongan = garis kisi – kisi )
i. Abscis (
sumbu horisontal = sumbu mendatar = garis nol = garis awal = garis mula )
j. Titik nol (
titik awal )
k. Lukisan
grafik ( gambar grafik )
l. Kunci grafik
( keterangan grafik )
m.
Sumber
grafik ( sumber data )
7.3. Macam-macam grafik
a.
grafik balok atau grafik batang .
ada 6 macam :
1.
grafik balok tunggal
2.
grafik balok ganda
3.
grafik balok terbagi
4.
grafik balok vertikal
5.
grafik balok horizontal
6.
grafik balok bilateral
b.
grafik lingkaran
c.
grafik gambar
d.
grafik peta
e.
grafik bidang
f.
grafik volume
g.
garfik garis , ada 3 macam :
1.
grafik garis tunggal
2.
grafik garis majemuk
3.
grafik poligon.
h.
Grafik ruang
Dari berbagai macam ragam grafik tersebut
terdapat dua macam jenis grafik yang sering dipergunakan , dalam kegiatan
analisis ilmiah , yaitu: (1). Grafik poligon dan (2) grafik histogram.
Yang
biasanya digunakan pada analisis ilmiah adalah grafik poligon dan grafik
histogram. Sedangkan grafik lainnya biasanya digunakan untuk kepentingan
melengkapi laporan administratif.
Distribusi
frekuensi dapat juga berbentuk poligon frekuensi. Cara penggambaran poligon
frekuensi umunya dilakukan dengan jalan menentukan titik tengah pada tiap-tiap
persegi panjang lalu menghubungkannya dengan garis linier atau dengan garis
putus-putus.
Pada grafik histogram , histogram
acapkali grafik frekuensi bertangga. Histogram adalah
suatu bentuk grafik yang menggambarkan sebaran (distribusi) frekuensi suatu
perangkat data dalam bentuk batang. Histogram digunakan untuk menggambarkan
secara visual frekuensi data yang bersifat kontinu. Untuk data yang berbentuk
kategori, tampilan visual yang serupa disebut diagram batang..
8.
CARA MELUKISKAN DISTRIBUSI FREKUENSI
DALAM BENTUK GRAFIK POLIGON ( POLYGON FREQUENCY ).
Sebelum dikemukakan tentang cara melukiskan distribusi
frekuensi dalam bentuk grafik poligon, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa
grafik poligon dapat dibedakan menjadi dua macam
1. Grafik poligon data tunggal
2. Gafik
poligon data kelompok
A. contoh cara melukiskan distribusi
frekuensi dalam bentuk grafik poligon data tunggal.
Misalkan data
yang berupa nilai hasil ulangan harian dalam bidang studi Matematika yang
diikuti oleh 40 orang murid Madrasah Ibtidayah seperti tertera pada tabel 3.2
di muka tadi, kita sajikan kembali dalam bentuk grafik poligon , maka langkah
yang dilakukan berturut-turut adalah:
1) Membuat
sumbu horizontal dengan lambang X.
2) Membuat
sumbu vertikal dengan lambang Y.
3) Menetapkan
titik nol, yaitu perpotongan X dengan Y.
4) Menempatkan
nilai hasil ulangan umum bidang studi matematika pada absis X, berturut-turut
dari kiri ke kanan, mulai dari nilai terendah sampai nilai yang tertinggi.
5) Menempatkan
frekuensi pada ordinal Y.
6) Melukiskan
grafik poligonnya. Hasilnya seperti pada grafik 4.1
Grafik 4.1 Poligon frekuensi tentang
nilai-nilai hasil ulangan harian bidang studi Matematika dari 40 orang murid
Madrasah Ibtidayah.

B.contoh cara
melukiskan distribusi frekuensi dalam bentuk grafik poligon data Kelompok.
Misalkan data tentang nilai hasil EBTA
dalam bidang studi Matematika dari sejumlah 80 orang siswa kelas III Jurusan
IPA seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini.
TABEL
4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil EBTA
dalam Bidang Studi Matematika dari Sejumlah 80 Orang Siswa Kelas III SMA
Jurusan IPA
Interval
|
Tanda/Jari-jari
|
F
|
78-80
75-77
72-74
69-71
66-68
63-65
60-62
57-59
54-56
51-53
48-50
45-47
|
//
//
///
////
/////
///// /////
///// ///// ///// //
///// ///// ////
///// ///// /
///// /
////
//
|
2
2
3
4
5
10
17
14
11
6
4
2
|
Total
|
|
80 = N
|
Maka langkah yang perlu dilakukan
adalah:
a. Menyiapkan
sumbu horizontal X.
b. Menyiapkan
sumbu vertikal Y.
c. Menetapkan
titik nol.
d. Menetapkan
atau mencari titik tengah masing-masing interval yang ada (lihat table 4.2)
TABEL
4.2. Perhitungan nilai tengah untuk
masing-masing interval dari data yang tertera pada tabel 4.1
Interval
|
Frekuensi (f)
|
Titiktengah (X)
|
78-80
|
2
|
79
|
75-77
|
2
|
76
|
72-74
|
3
|
73
|
69-71
|
4
|
70
|
66-68
|
5
|
67
|
63-65
|
10
|
64
|
60-62
|
17
|
61
|
57-59
|
14
|
58
|
54-56
|
11
|
55
|
51-53
|
6
|
52
|
48-50
|
4
|
49
|
45-47
|
2
|
46
|
Total
|
80 = N
|
-
|
e. Menempatkan
nilai-nilai tengah dari masing-masing interval, pada sumbu X.
f. Menempatkan
frekuensi dari masing-masing interval, pada sumbu Y.
g. Membuat
garis pertolongan (koordinat).
h. Melukiskan
grafik poligonnya (lihat pada grafik 4.2).
Grafik
4.2. Poligon frekuensi tentang nilai hasil
EBTA dalam Bidang Studi Matematika yang diikuti oleh 80 orang siswa kelas III SMA Jurusan
IPA(Sudijono Anas.2009: 67)

9.
CARA MELUKISKAN DISTRIBUSI FREKUENSI
DALAM BENTUK GRAFIK HISTOGRAM (HISTOGRAM FREQUENCY )
Seperti halnya grafik poligon, grafik histogram juga dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu ;
A. cara
melukiskan distribusi frekuensi dalam grafik histogram data tunggal
Kita
ambil data berupa nilai hasil ulangan Matematika yang diikuti 40 siswa Madrasah
Ibtidaiyah,jika dikehendaki data tersebut disajikan dalam bentuk grafik
histogram,maka langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:
a.
Mennyiapkan sumbu horizontal atau abscis X.
b.
Menyiapkan sumbu vertikal atau ordinal Y.
c.
Menetapkan titik nol(perpotongan X dan Y.
d.
Mmenetapkan atau menghitung nilai nyata (True Value) tiap-tiap interval yang
tertera.
e.
Menetapkan nilai nyata masing-masing skor(nilai) yangada pada abscis x.
f.
Menempatkan frekuensi tiap-tiap skor(nilai) yang ada pada ordinal Y.
g.
Membuat grafik pertolongan(koordinat).
h.
Melukiskan grafik histogram.
Tabel 1.3. Perhitungan Nilai Nyata Untuk Masing-masing
Skor(Nilai)
(X)
|
F
|
Nilai Nyata
|
10
9
8
7
6
5
4
3
|
2
3
5
5
10
7
5
3
|
9,50-10,50
8,50-9.50
7,50-8,50
6,50-7,50
5,50-6,50
4,50-5,50
3,50-4,50
2,50-3,50
|
Grafik 1.2
Histogram Frekuensi Tentang Nilai Harian Bidang Studi Matematika dari
Sejumlah 40 Orang Murid Madrasah Ibtidaiyah
B. cara
melukiskan distribusi frekuensi dalam grafik histogram data kelompokan.
Kita dapat mengambil kembali data nilai hasil EBTA dalam bidang studi Biologi,yang
diikuti oleh 80 orang siswa kelas III SMA Jurusan Fisika. Untuk melukiskan
grafik histogramnya diperlukan langkah kerja sebagai berikut:
a.
Menyiapkan sumbu horizontal atau abscis X.
b.
Menyiapkan sumbu vertikal atau ordinal Y
c.
Menetapkan titik nol(perpotongan sumbu X dengan Y.
d.
Mencari atau menetapkan nilai nyata dari masing-masing interval
e.
Menempatkan nilai nyata masing-masing interval,pada sumbu mendatar atau abscis
X.
f.
Menempatkan frekuensi masing-masing interval,pada sumbu vertikal atau ordinal
Y.
g.
Membuat garis pertolongan(koordinat).
h.
Mellukiskan grafik histogramn
. Perhitungan nilai Masing-masing Interval Untuk Data yang Tertera pada
tabel.
Interval
|
F
|
Nilai Nyata
|
78-80
75-70
72-74
69-71
66-68
63-65
60-62
57-59
54-56
51-53
48-50
45-47
|
2
2
3
4
5
10
17
14
11
6
4
2
|
77,50-80,50
74,50-77,50
71,50-74,50
68,50-71,50
65,50-68,50
62,50-65,50
59,50-62,50
56,50-59,50
53,50-56,50
50,50-53,50
47,50-50,50
44,50-47,50
|
Total
|
80=N
|
_
|
Grafik 1.3
Histogram Frekuensi Tentang Nilai Hasil EBTA dalam Bidang Studi
Biologi,yang diikuti Oleh Sejumlah 80 Orang Siswa Kelas III SMA Jurusan Fisik
10. SOAL
- SOAL UNTUK LATIHAN
1. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan frekuensi ?
2. Jelaskan
pula pengertian dan tabel distribusi fekuensi ?
3. Jelaskan
langkah yang sebaiknya ditempuh dalam membuat tabel distribusi fekuensi data
tunggal
4. Apa yang
dimaksud dengan frekuensi kumulatif ?
5. Apa yang
dimaksud dengan frekuensi relatif ?
6. Sebutkan
langkah yang perlu ditempuh dalam rangka penyajian daa statistik melalui
polygon frekuensi ?
7. Terangkan
apa yang dimaksud dengan histrogram frekuensi ?
8. Langkah apa
sajakah yang perlu ditempuh dalam rangka melukiskan data statistik memalui
histrogram frekuensi ?
9. Sebutkan dan
lukiskan sehingga menjadi jelas tentang bagian – bagian utama dari sebuah
grafik
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. pengertian
variabel.
Variabel adalah faktor tak tetap atau gejala yang
dapat diubah – ubah dalam contoh yang telah disebutkan dimuka.
2. Pengertian
frekuansi.
angka ( bilangan ) yang menunjukan seberapa kali suatu
variabel ( yang dilambangkan dengan
angka – angka itu ) berulang dalam deretan angka tersebut : atau berapa kalikah
suatu variabel ( yang dilambangkan dengan angka itu ) muncul dalam deretang
angka tersebut.
3. pengertian
distribusi frekuensi.
Distribusi
Frekuensi adalah membuat uraian
dari suatu hasil
penelitian dan menyajikan hasil
penelitian tersebut dalam bentuk yang baik,
yakni
bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih
mudah mendapat gambaran
tentang situasi hasil penelitian.
4. Tabel
distribusi frekuensi.
·
pengertian tabel distribusi frekuensi
adalah Tabel Distribusi frekuensi adalah
suatu daftar atau tabel yang membagi data dalam beberapa kelas.
·
Tabel
Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensicategorical dan
distribusi frekuensi numerical.
·
macam-macam
tabel distribusi frekuensi dibagi menjadi
4
macam Tabel Distribusi Frekuensi,yaitu: Tabel Distribusi Frekuensi Data
Tunggal,Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan,Tabel Distribusi Frekuensi
Kumulatif, dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif ( Tabel Persentase).
5. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi.
·
Cara Membuat Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Sebagian atau Keseluruhan Skornya
Berfrekuensi Lebih dari 1.
Ø Langkah Pertama
Mencari
Nilai Tertinggi (Skor paling tinggi (Highest
Score) H) dan Nilai Terendah (Skor paling rendah (Lowest Score) L). Ternyata H = 10 dan L = 3.
Ø Langkah Kedua
Menghitung
frekuensi masing-masing nilai yang ada,dengan bantuan jari-jari (tallies);
hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari Tabel Distribusi Frekuensi yang kita
persiapkan ( Lihat Kolom 2 Tabel 3.2).
Ø Langkah Ketiga
Mengubah
jari-jari menjadi angka biasa, dituliskan pada kolom 3 (lihat kolom 3 tabel 3.2
), setelah selesai, keseluruhan angka yang menunjukkan frekuensi masing-masing
nilai yang ada itu lalu kita jumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi (𝜮
f) atau Number of cases = N.
·
Cara membuat tabel
distribusi frekuensi data kelompokan.
1.
mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2.
Menentukan banyak kelas ( n )
3.
Menghitung rentang data
4.
Menentukan Jumlah Klas Interval untuk
menentukan Klas Interval ditentukan dengan rumus Sturges K= 1 + 3,3 log n
menjadi 7.
5.
Menghitung panjang klas
panjang kelas = rentang di bagi
jumlah kelas
6. Menentukan batas bawah kelas
pertama , diambil dari data terkecil atau data terkecil dikurangi 1
7.
Menyusun Klas Interval dan memasukan data menggunakan tally
6.
Grafik Sebagai Alat
Penggambaran Distribusi Frekuensi.
·
Grafik atau diagram
memiliki keunggulan tertentu antara lain:
1. Penyajian
data statistik melalui grafik tampak lebih menarik daripada melalui Tabel
Distribusi Frekuensi.
2. Grafik
secara lebih cepat memperlihatkan gambaran umum dan menyeluruh tentang sesuatu
perkembangan, perubahan maupun perbandingan; tidak demikian halnya dengan
tabel.
3. Grafik
yang dibuat menurut aturan yang tepat dan benar akan terasa lebih jelas dan
lebih dimengerti orang (Sudijono, 2008:59-60).
·
kekurangan dari grafik
antara lain:
1. Membuat
grafik jauh lebih sukar dan memakan waktu, biaya serta alat, tidak demikian
halnya dengan tabel.
2. Data
yang dapat disajikan dalam grafik amatlah terbatas, sebab apabila datanya
banyak sekali maka lukisan grafiknya akan menjadi terlalu ruwet dan
memusingkan: tidak sepertinya halnya tabel.
3. Grafik
pada kebanyakannya bersifat kurang teliti. Dalam tabel dapat dimuat angka
sampai tingkat ketelitian yang setinggi-tingginya (misalnya: 6.343, 7001, 0.125
dan sebagainya dapat dimuat dalam tabel, namun tidak mungkin dilakukan pada
grafik). (Sudijono, 2008:60)
·
Pengertian grafik
Murray R. Spiegel & Larry J. Stephens
mengemukakan bahwa Grafik merupakan tampilan gambar dari hubungan di antara variabel –
variable.
·
Bagian – bagian utama grafik
Sebuah
grafik yang lengkap pada umumnya terdiri dari 13 bagian. Ketiga belas bagian
dimaksud adalah :
a. Nomor grafik
b. Judul grafik
c. Sub judul
grafik
d. Unit skala
grafik
e. Angka skala
grafik
f. Tanda skala
grafik
g. Ordinat atau
ordinal atau sumbu vertikal
h. Koordinat (
garis – garis pertolongan = garis kisi – kisi )
i. Abscis (
sumbu horisontal = sumbu mendatar = garis nol = garis awal = garis mula )
j. Titik nol (
titik awal )
k. Lukisan
grafik ( gambar grafik )
l. Kunci grafik
( keterangan grafik )
m. Sumber
grafik ( sumber data )
·
Macam-macam grafik
a. grafik balok atau grafik batang . ada 6 macam
:
1.
grafik balok tunggal
2.
grafik balok ganda.
3.
grafik balok terbagi.
4.
grafik balok vertikal.
5.
grafik balok horizontal.
6.
grafik balok bilateral
b.
grafik lingkaran
c.
grafik gambar.
d.
grafik peta.
e.
grafik bidang.
f.
grafik volume
g.
garfik garis , ada 3 macam :
1.
grafik garis tunggal.
2.
grafik garis majemuk
3.
grafik poligon.
h. Grafik ruang.
7.
Cara Melukiskan Distribusi Frekuensi
Dalam Bentuk Grafik Poligon ( Polygon Frequency ).
· contoh cara
melukiskan distribusi frekuensi dalam bentuk grafik poligon data tunggal. langkah
yang dilakukan berturut-turut adalah:
1.
Membuat sumbu
horizontal dengan lambang X.
2.
Membuat sumbu vertikal
dengan lambang Y.
3.
Menetapkan titik nol,
yaitu perpotongan X dengan Y.
4.
Menempatkan nilai hasil
ulangan umum bidang studi matematika pada absis X, berturut-turut dari kiri ke
kanan, mulai dari nilai terendah sampai nilai yang tertinggi.
5.
Menempatkan frekuensi
pada ordinal Y.
6.
Melukiskan grafik
poligonnya. Hasilnya seperti pada grafik 4.1
Grafik 4.1 Poligon frekuensi tentang nilai-nilai
hasil ulangan harian bidang studi Matematika dari 40 orang murid Madrasah
Ibtidayah.

·
contoh cara melukiskan distribusi
frekuensi dalam bentuk grafik poligon data Kelompok.
Maka
langkah yang perlu dilakukan adalah:
1.
Menyiapkan sumbu
horizontal X.
2.
Menyiapkan sumbu
vertikal Y.
3.
Menetapkan titik nol.
4.
Menetapkan atau mencari
titik tengah masing-masing interval yang ada.
5.
Menempatkan nilai-nilai
tengah dari masing-masing interval, pada sumbu X.
6.
Menempatkan frekuensi
dari masing-masing interval, pada sumbu Y.
7.
Membuat garis
pertolongan (koordinat).
8.
Melukiskan grafik
poligonnya (lihat pada grafik 4.2).
8.Cara Melukiskan Distribusi Frekuensi Dalam Bentuk Grafik Histogram
(Histogram Frequency ).
·
grafik histogram juga dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu ;
A. cara
melukiskan distribusi frekuensi dalam grafik histogram data tunggal
grafik histogram,maka langkah yang akan
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Mennyiapkan
sumbu horizontal atau abscis X.
b. Menyiapkan
sumbu vertikal atau ordinal Y.
c.
Menetapkan titik nol(perpotongan X dan Y.
d. Mmenetapkan
atau menghitung nilai nyata (True Value) tiap-tiap interval yang tertera.
e. Menetapkan
nilai nyata masing-masing skor(nilai) yangada pada abscis x.
f. Menempatkan
frekuensi tiap-tiap skor(nilai) yang ada pada ordinal Y.
g. Membuat
grafik pertolongan(koordinat).
h.
Melukiskan grafik histogram.
B. cara melukiskan distribusi frekuensi
dalam grafik histogram data kelompokan.
Untuk melukiskan grafik histogramnya diperlukan langkah kerja sebagai
berikut:
a.
Menyiapkan sumbu horizontal atau abscis X.
b.
Menyiapkan sumbu vertikal atau ordinal Y
c.
Menetapkan titik nol(perpotongan sumbu X dengan Y.
d.
Mencari atau menetapkan nilai nyata dari masing-masing interval
e.
Menempatkan nilai nyata masing-masing interval,pada sumbu mendatar atau abscis
X.
f.
Menempatkan frekuensi masing-masing interval,pada sumbu vertikal atau ordinal
Y.
g.
Membuat garis pertolongan(koordinat).
h. Melukiskan
grafik histogram.
2.
SARAN.
1.
Menggunakan tabel
distribusi frekuensi dalam data statistik pendidikan.
2.
Membuat tabel
distributif frekuensi dalam statistik pendidikan.
3.
Menggunakan Grafik
Sebagai Alat Penggambaran Distribusi
Frekuensi.
4.
Dapat Melukiskan Distribusi
Frekuensi Dalam Bentuk Grafik Poligon ( Polygon Frequency ) dan Cara Melukiskan
Distribusi Frekuensi Dalam Bentuk Grafik Histogram (Histogram Frequency ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar