DAFTAS ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PEDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen ......................................... 3
2.2 Pengertian Biaya Produksi ....................................................................................... 3
2.2.1 Biaya Bahan Baku ..................................................................................... 3
2.2.2 Biaya Tenaga Kerja ................................................................................... 4
2.2.3 Biaya Overhead Pabrik .............................................................................. 4
2.3 Pengertian Harga Pokok Produksi ............................................................................ 4
2.3.1 Metode Full Costing .................................................................................. 4
2.3.2 Metode Variabel Costing ........................................................................... 5
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 6
3.1 Objek Penelitian ......................................................................................................... 6
3.1.1 Sejarah Singkat Usaha yang Diteliti ........................................................... 6
3.1.2 Struktur Organisasi ..................................................................................... 7
3.2 Pembahasan ................................................................................................................ 7
3.2.1 Bahan dan Alat Produksi ........................................................................... 7
3.2.2 Siklus Produksi ........................................................................................... 9
3.2.3 Data Biaya dan Volume Produksi .............................................................. 10
3.2.4 Perhitungan HPP ........................................................................................ 12
3.2.5 Perhitungan HPP Perunit ........................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri rumah tangga merupakan usaha yang cukup bagus pada masa ini mungkin karena pendapatan yang diterima cukup meyakinkan si pengusaha. Oleh sebab itu kami ingin meneliti sebuah industri rumah tangga yang bergerak di bidang pembuatan sandal pria maupun wanita. Industri ini terbilang masih baru dan belum dikenal banyak masyarakat dan modal untuk menjalankan usaha ini cukup efisien yaitu Rp 22.000.000,- (dua puluh dua juta rupiah).
Usaha yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pemilik usaha ini perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuan yang dihasilkan lebih rendah dari yang sebelumnya. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi usaha pembuatan sandal ini untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh pemilik usaha, sehingga usaha tersebut dapat bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya yang memproduksi produk sejenis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya usaha ini yaitu agar modal yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi pemiliknya, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh rendah pula. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.
Usaha yang dijalankan dengan sungguh-sungguh dapat mengantarkan usaha tersebut ke jenjang yang lebih tinggi dan pula apabila usaha ini dapat memasarkan produknya sampai ketingkat internasional maka Indonesia juga dapat bangga dengan hasil industri rakyatnya sendiri dan juga dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Makalah ini akan menyiapkan dan menerangkan secara sederhana tentang metode-motode yg digunakan dalam penentuan Harga Pokok Produksi (HPP). Dalam menyiapkan materi ini kami turut memperlihatkan data harga pokok produksi melalui dua metode yaitu full costing dan variabel costing. Adapun data yg didapat untuk disajikan merupakan data yang disurvey dari usaha pembuatan sandal pria dan wanita yang merupakan industri rumah tangga.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian yang kami lakukan pada makalah ini betujuan untuk:
a. Mempelajari dan menyajikan materi akuntansi biaya/akuntansi manajemen
b. Mempelajari langkah-langkah penyajian materi yang survel langsung dari usaha-usaha yang ditentukan.
c. Mengetahui perbedaan antara materi yg diajarkan dengan usaha-usaha yang nyata.
d. Memenuhi tugas akuntansi manajemen semester IV tahun ajaran 2010-2011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
Akuntansi manajemen adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud adalah terutama mengenai fungsi perencanaan, koordinasi dan pengendalian.
2.2 Pengertian Biaya Produksi
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
2.2.1 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung adalah kayu untuk pembuatan meubel dan tanah liat untuk pembuatan genteng. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.
2.2.2 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.
2.2.3 Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri dari biaya FOH tetap dan biaya FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
2.3 Penghitungan Harga Pokok Produksi
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full/Absortion/Conventional Costing dan Variable/Marginal/Direct Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.
2.3.1 Metode Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual.
Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.
2.3.2 Metode Variable Costing
Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Variable costing beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya FOH Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode).
BAB III
OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Objek Penelitian
Objek yang diteliti bergerak di bidang pembuatan sandal pria dan wanita serta di beri nama atau merek produknya yaitu AtaDrow. Usaha ini berada di daerah cunda kota lhokseumawe, pengelola usaha ini cuma seorang yaitu bapak Ayat. Usaha ini sangat menarik untuk diteliti karena produk AtraDroe ini baru berjalan lebih dari 2 bulan serta keuangannya masih belum rampung, jadi saya dapat melakukan penelitian ini bersamaan dengan perampungan keuangan yg dilakukan oleh bapak Ayat.
3.1.1 Sejarah Singkat AtraDrow
Produk AtraDrow ini merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan atau memproduksi sandal pria dan wanita dengan berbagai ukuran serta model-model yang beraneka ragam. Produk ini dijalankan dengan sistem mingguan yaitu bapak Ayat harus menyelesaikan 20 pasang sandal dalam seminggu masing-masing 10 sandal pria dan 10 sandal wanita serta setiap 5 pasang sandal dibuat dengan model yang sama. Dalam sebulan bapak Ayat dapat memproduksi 80-100 buah sandal dengan berbagai model yg bermacam-macam.
Produksi sandal pria dan wanita ini adalah usaha keluarga yang dikelola oleh bapak Ayat yg hasilnya atau pendapatannya akan dinikmati oleh keluarganya. Bapak Ayat untuk saat ini tidak memerluka karyawan karena produk yg dihasilkan masih sedikit tetapi apabila produknya terjual banyak setiap minggu dan produk yg di hasilkan harus di perbanyak karena permintaan pelanggan mungkin bapak Ayat akan membutuhkam karyawan.
Produk sandal ini bergerak pada akhir bulan Desember 2010 dan mulai memproduksi pada awal Januari 2011 sampai sekarang. AtraDrow ini menggunakan sistem penjualan sendiri terhadap konsumen akhir tidak menjualnya kepada agen-agen ataupun calo mungkin ini dilakukan karena Bapak Ayat masih bisa menanganinya dan dapat memaksimalkan keuntungan.
Untuk memulai usaha ini bapak Ayat harus mengeluarkan modal yg lumayan kecil untuk usaha ini yaitu sebesar Rp 22.000.000,-. Modal itu digunakan untuk belanja bahan baku dan peralatan serta biaya-biaya transportasi dan biaya-biaya lainnya sehingga dapat mengahilkan produk yang dijual kepada konsumen dan memikat hati konsumen serta meraup keuntungan sebesar-besarnya dari konsumen.
3.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi usaha ini tidak terlau sulit dan sudah terlihat pada penjelasan-penjelasan sebelumnya yaitu usaha ini modalnya berasal dari keluarga bapak Ayat dan yang mengelola bapak Ayat sendiri serta keuntungannya akan kembali kepada bapak Ayat dan keluarganya. Bapak Ayat yang selaku pengelola usaha harus melaporkan hasil kegiatan produksi baik penjualan hasil produksi, pembuatan maupun pembelian bahan baku kepada keluarga bapak Ayat, dengan demikian struktur organisasi usaha ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Garis Perintah
Garis Pertanggungjawaban dan Pelaporan
3.2 Pembahasan
3.2.1 Bahan dan Alat Produksi
a. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sandal pria dan wanita di beli dari Kota Medan Sumatera Utara, harga untuk bahan baku pembuatan sandal di sana terbilang murah dan transportasinya pun tidak terlalu jauh serta dapat mengurangi biaya transportasi dari murahnya harga bahana baku.
Bahan yg digunakan terbilang bagus serta tahan lama karena pembelian bahan baku langsung dari pabrik pembuatanya. Bahan utama untuk pembuatan sandal pria dan wanita adalah tapak sandal baik pria maupun wanita dengan berbagai ukuuran serta meka yang digunakan untuk alas tapaknya dan berbagai macxam assesoris untuk memperhias sandal serta busa tipis yang digunakan untuk kenyaman pengguna yang disisipkan di atas tapak. Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sandal pria dan wanita yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Bahan pembuatan Sandal
No
|
Keterangan
|
1
|
Tapak Pria bermacam ukuran
|
2
|
Tapak Wanita bermacam ukuran
|
3
|
Meka dengan berbagai corak
|
4
|
Kulit Beldu dengan berbagai corak
|
5
|
Asesoris (fantasy, simporo, gesper dll)
|
6
|
Karton Tebal
|
7
|
Busa Tipis
|
8
|
Pelapis Busa
|
9
|
Berbagai Lem (FOC, master D, Top dll)
|
10
|
Tiner
|
11
|
Karpet Kain
|
12
|
Selang Plastik
|
13
|
Kapas
|
14
|
Benang
|
15
|
Paku Tembak
|
16
|
Bahan Penolong (Air)
|
b. Alat
Peralatan yang digunakan pada umumya sangat sulit di dapatkan atau banyak peralatan yg dimodifikasi guna untuk dapat digunakan dalam pembuatan sandal. Peralatan-peralatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Alat Produksi
No
|
Keterangan
|
1
|
Gerenda
|
2
|
Kompor Minyak Tanah
|
3
|
Mesin Jahit
|
4
|
Mal Sandal Pria
|
5
|
Mal Sandal Wanita
|
6
|
gunting
|
7
|
pisau
|
8
|
pembolong
|
9
|
Besi Pena
|
10
|
jarum
|
11
|
Kuas
|
12
|
Palu
|
13
|
Rol
|
14
|
Kertas Pasir
|
15
|
Alat Sablon
|
Untuk memproduksi serta menjual di perlukan alat/item pendukung, alat /item pendukungnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Alat/item pendukung
No
|
Keterangan
|
1
|
Becak
|
2
|
Tenda Payung
|
3
|
Tas Besar
|
4
|
Meja
|
5
|
Kursi
|
6
|
Sapu
|
7
|
Kipas Angin
|
3.2.2 Siklus Produksi
Asumsi dasar yang penyusun gunakan berkenaan dengan siklus produksi dalam penelitian ini adalah siklus penjualan Mingguan. Dengan kata lain, siklus ini dimulai Pembuatan Sandal Selama seminggu pada malam hari sedangkan pada pagi hari hingga sore hari dilakukan penjualan di pasar. Dalam seminggu target yg harus terjual adalah 20 pasang sandal, apabila dalam seminggu masih ada sisa maka sisa sandal tersebut jadi persediaan tambahan untuk minggu depan. Ilustrasinya misalkan minggu ini sisa sandal ada 5 pasang maka minggu depat harus terjual 25 pasang.
3.2.3 Data Biaya dan Volume Produksi
Usaha ini masih djalankan dalam siklus keluarga dan tenega kerja yang digunakan tidak ada karena produksinya masih minim. Sedangkan laba yang yg di peroleh di bagi dua dengan pihak keluarga 50% untuk pengelola dan 50% lagi untuk kelurga.
a. Data Biaya
Tabel 4 Biaya Bahan Baku
No
|
Keterangan
|
Harga
(Rp)
|
1
|
Tapak Pria Bermacam Ukuran
|
900.000.-
|
2
|
Tapak Wanita Bermacam Ukuran
|
900.000.-
|
3
|
Meka Dengan Berbagai Corak
|
1.500.000.-
|
4
|
Kulit Beldu Dengan Berbagai Corak
|
1.800.000.-
|
5
|
Asesoris (Fantasy, Simporo, gesper dll)
|
600.000.-
|
6
|
Karton Tebal
|
20.000.-
|
7
|
Busa Tipis
|
160.000.-
|
8
|
Pelapis Busa
|
150.000.-
|
9
|
Lem (FOC, Master D, Top dll)
|
600.000.-
|
10
|
Tiner
|
150.000.-
|
11
|
Karpet Kain
|
500.000.-
|
12
|
Selang Plastik
|
20.000.-
|
13
|
Kapas
|
15.000.-
|
14
|
Benang
|
50.000.-
|
15
|
Paku Tembak
|
160.000.-
|
16
|
Biaya Pembuatan
|
100.000.-
|
Total
|
7.625.000.-
|
Total biaya bahan-bahan diatas adalah untuk produksi sandal 400 pasang baik sandal cewek maupun cowok, dan apabila sudah jadi 400 pasang maka pembelian bahan baku akan dilakukan dengan biaya-biya dan bahan-bahan seperti tabel diatas. Jadi biaya bahan untuk 1 pasang sandal adalah 7.625.000 : 400 = Rp 19.062,5 untuk satu minggu biaya bahan baku yang habis adalah 19.062,5 x 20 = Rp 381.250,-
Tabel 5 Biaya Peralatan
No
|
Keterangan
|
Banyak
|
Harga
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Masa pakai*)
|
Penyusutan**)
| |
per bulan
(Rp)
|
per hari
(Rp)
| ||||||
1
|
Gerenda
|
1
|
500.000
|
500.000
|
5
|
8.333
|
278
|
2
|
Kompor Mitan
|
2
|
80.000
|
160.000
|
3
|
4.444
|
148
|
3
|
Mesin Jahit
|
1
|
800.000
|
800.000
|
10
|
6.667
|
222
|
4
|
Mal Sanda Pria
|
5
|
70.000
|
350.000
|
5
|
5.883
|
194
|
5
|
Mal Sandal Wanita
|
5
|
70.000
|
350.000
|
5
|
5.883
|
194
|
6
|
Gunting
|
4
|
20.000
|
80.000
|
1
|
6.667
|
222
|
7
|
Pisau
|
5
|
30.000
|
150.000
|
0,5
|
25.000
|
833
|
8
|
Pembolong
|
10
|
15.000
|
150.000
|
0,5
|
25.000
|
833
|
9
|
Besi Pena
|
12
|
2.000
|
24.000
|
0,5
|
4.000
|
133
|
10
|
Jarum
|
24
|
2.000
|
48.000
|
0,5
|
8.000
|
267
|
11
|
Kuas
|
5
|
4.000
|
20.000
|
0,5
|
3.333
|
111
|
12
|
Palu
|
2
|
50.000
|
100.000
|
5
|
1.667
|
56
|
13
|
Rol
|
3
|
15.000
|
45.000
|
1
|
3.750
|
125
|
14
|
Kertas Pasir
|
3
|
8.000
|
24.000
|
0,3
|
6.667
|
222
|
15
|
Alat Sablon
|
1
|
200.000
|
200.000
|
3
|
5.556
|
185
|
16
|
Becak
|
1
|
8.000.000
|
8.000.000
|
10
|
66.667
|
2.222
|
17
|
Tenda Payung
|
1
|
200.000
|
200.000
|
2
|
8.333
|
278
|
18
|
Meja
|
3
|
80.000
|
240.000
|
2
|
10.000
|
333
|
19
|
Kursi
|
2
|
25.000
|
50.000
|
2
|
2.083
|
69
|
20
|
Tas Besar
|
2
|
250.000
|
500.000
|
5
|
8.333
|
278
|
21
|
Sapu
|
3
|
30.000
|
90.000
|
1
|
7.500
|
250
|
22
|
Kipas Angin
|
2
|
200.000
|
400.000
|
5
|
6.667
|
222
|
Total
|
12.481.000
|
230.333
|
7.678
|
Keterangan :
*) per tahun dan habis pakai
**) metode yang digunakan adalah metode rata-rata
Tabel 6 Biaya lain-lain
No
|
Keterangan
|
Per bulan
(Rp)
|
Per hari
(Rp)
|
1
|
Biaya Pemeliharaan
|
170.000
|
5.666
|
2
|
Biaya listrik
|
200.000
|
6.667
|
3
|
Biaya Air
|
150.000
|
5.000
|
4
|
BBM (Bensin & Mitan)
|
500.000
|
16.667
|
Total
|
1.020.000
|
34.000
|
3.2.4 Perhitungan HPP
- Metode Full costing
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa asumsi dasar yang digunakan adalah asumsi penjualan mingguan, sehingga HPP Full Costing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah HPP per mingguan. Berikut Perhitungannya:
Tabel 7 HPP Full Costing
No
|
Keterangan
|
Per Minggu
(Rp)
|
1
|
Biaya bahan baku
|
381.250
|
2
|
Biaya Overhead
| |
- Biaya pemeliharaan
|
39.662
| |
- Biaya Listrik
|
47.000
| |
- Biaya Air
|
35.000
| |
- BBM (Bensin & Mitan)
|
117.000
| |
- Biaya Penyusutan
|
53.746
| |
Total
|
673.568
|
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa HPP Full Costing pada Produksi sandal AtraDrow adalah sebesar Rp 673.568.-.
- Metode Variabel Costing
Seperti perhitungan pada metode sebelumnya yaitu metode full costing metode ini juga sama yaitu penjumlahan dari biaya bahan baku dan biaya overhead, tetapi metode ini hanya menggunakan overhead pabrik variabel beda dengan full costing yang menjumlahkan overhead pabrik tetap dan variabel. Asumsinya sama yaitu permingguan. Berikut perhitungannya:
Tabel 8 HPP Variabel Costing
No
|
Keterangan
|
Per Minggu
(Rp)
|
1
|
Biaya bahan baku
|
381.250
|
2
|
Biaya Overhead
| |
- Biaya pemeliharaan
|
39.662
| |
- Biaya Listrik
|
47.000
| |
- Biaya Air
|
35.000
| |
- BBM (Bensin & Mitan)
|
117.000
| |
Total
|
619.912
|
3.2.5 Perhitungan HPP Per Unit
Perhitungan harga pokok produksi per unit untuk satu pasang sandal baik sandal Pria maupun sandal wanita menggunakan metode perhitungan antara lain jumlah harga pokok produksi minggu dibagi dengan 20 pasang sandal, karena dalam satu minggu dapat memproduksi sebanyak 20 pasang. Perhitungan tersebut dirumuskan sebagai berikut
![]() |
Jumlah HPP Mingguan

Jumlah Pasang Sandal Dalam Seminggu
Dengan demikian dapat dihitung pula HPP Perunit menurut metode full costing dan variabel costing. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
- HPP Perunit Metode Full Costing
Rp 673.568

20
Jadi harga perpasang sandal metode full costing adalah RP 33.678,4.
- HPP Perunit Metode Variabel Costing
Rp 619.912

20
Jadi harga perpasang sandal metode variabel costing adalah Rp 30.995,6.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesalahan dalam perhitungan HPP dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena perhitungan HPP pun menjadi satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan.
Pada usaha bapak Ayat ini yang bergerak di bidang pembuatan sandal pria maupun wanita dengan merek dagang bernama AtraDrow serta beralamat di Cunda Kota Lhokseumawe telah dilakukan penelitian terhadap metode perhitungan HPP dengan menggunakan dua metode yaitu perhitungan HPP dengan metode full costing dan perhitungan HPP dengan metode variabel costing. Telah diketahui bahwa HPP dengan menggunakan metode full costing adalah Rp 673.568 serta menggunakan metode variabel costing adalah Rp 619.912, dan juga harga perunit menggunakan metode full costing adalah Rp 33.678,4 dan metode variabel costing adalah Rp 30.995,6.
Pembuatan sandal AtraDrow bisa meraih keuntungan antara Rp 11.000 s/d Rp 14.000 perpasang dengan menjual kepada konsumen seharga Rp 45.000 perpasang sandal baik pria maupun wanita.
DAFTAR PUSTAKA
Website “http://www.akuntanmaniak.co.cc”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar